Thursday, December 23, 2010

Vietnam Trip

Begitu tiba di Tan Son Nhat International Airport, Saigon langsung disambut dengan antrian di imigrasi. Petugas imigrasi melihat ke arah saya dan passport secara bergantian dengan tatapan yang sangat tidak ramah. Kesan pertama : Menyeramkan. ( sayangnya saya ngga sempet foto muka petugasnya itu ya. hihi..)

Sebenarnya nama Saigon sudah diganti secara resmi menjadi Ho Chi Minh city, tapi jangan coba-coba menyebut Ho Chi Minh saja, karena itu adalah nama presiden pertama sekaligus pahlawan kemerdekaan mereka, jadi harus lengkap Ho Chi Minh City. Saya pun sempat beberapa kali ditegur, maka saya memilih untuk menyebutnya Saigon saja, lebih singkat dan aman. ;)

Saigon hampir mirip dengan Jakarta. Macet dan banyak motor.


Saatnya makan malam, lumayan bersemangat melihat menu yang ngga beda jauh sama makanan di Indonesia (karena saya agak susah kalo makan yang aneh-aneh) ada ikan, tofu, terong, sayur kangkung, dll. Tapi ternyata ngga sesuai dengan ekspektasi. Rasanya amburadul dan sangat tidak bersahabat dengan lidah saya. hehe..

Terowongan yang dibuat supaya pengunjung bisa masuk.
Tempat yang cukup menarik adalah Cu Chi (Baca: Kuci) Tunnels, terowongan peninggalan perang vietnam. Terowongan-terowongan ini dulunya dipakai oleh tentara Vietcong untuk berlindung dari serangan Amerika. Dibuat dengan alat-alat sederhana, lubangnya pun dibuat sangat kecil yang hanya cukup untuk ukuran tubuh orang vietnam. Namun, ada juga terowongan replika yang dibuat cukup besar dan ada penerangan yang cukup agar pengunjung bisa masuk ke dalam.


Ruang Diorama
Di ruang diorama ini (masih di Cu Chi Tunnels) pengunjung dapat melihat secara terperinci seperti apa bentuk terowongan / lorong yang dibuat para Vietcong pada jaman dulu. Terowongan itu ada 3 lantai ke bawah. Paling atas tempat para laki-laki dan tentara untuk berjaga-jaga. Dibawahnya terdapat tempat persembunyian untuk wanita dan anak-anak.
Group Tour

Vietnam merupakan negara berkembang yang cukup kreatif, mereka memelihara peninggalan perang dan mengemasnya menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat dan menjadi daya tarik wisata.

Objek wisata sejarah menjadi ciri khas vietnam. Banyak turis asing terutama dari Eropa yang saya temui di beberapa museum di Saigon.


Berpose di depan tank, semakin terlihat 'petite' ya.. ;)

Saya sempat ngobrol dengan turis dari Belanda dan Austria. Mereka cukup senang berada di Vietnam karena cuaca yang sejuk dan biaya hidup yang cukup murah. 

Ada beberapa kendaraan atau senjata perang yang memang masih asli dari sisa perang. Ada juga yang dibuat replika nya yang bentuknya sama persis seperti aslinya.


Hanoi, merupakan kota di bagian utara vietnam. Berbeda dari Saigon yang ada di selatan, vietnam utara itu memiliki 4 musim. Tapi musim dinginnya tidak sampai turun salju, hanya sekitar 10 derajat celcius.

Halong Bay
Halong Bay merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Vietnam, karena sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage Site. Jarak Halong Bay dari Hanoi cukup jauh. Sekitar 4 jam dengan menggunakan bus. Perjalanan yang dilewatipun kurang menarik, kiri-kanan hanya ada sawah dan pedesaan. (Mungkin kurang menarik karena orang Indonesia sudah biasa melihat yang seperti itu. hehe.. )

Dari dermaga, kami naik kapal untuk mengelilingi halong bay sambil menikmati makan siang seafood yang merupakan hasil dari Halong Bay, masih segar. Kemudian berhenti di salah satu bukit yang tengahnya terdapat goa yang didalamnya cukup bagus.

Goa di Halong Bay

Setelah saya lihat secara keseluruhan, ternyata Halong Bay tidak lebih bagus dari Raja Ampat di Papua yang tidak hanya landscape nya saja yang indah, tapi juga alam bawah lautnya. Kita hanya kurang mempromosikan dan mengeksplorasi nya saja.

Kesimpulan saya dari trip ini adalah Indonesia itu jauh lebih indah! :) 

“We live in a wonderful world that is full of beauty, charm and adventure. There is no end to the adventures we can have if only we seek them with our eyes open.” – Jawaharial Nehru
 

3 comments: